IPM Bulukumba Meningkat

IPM Bulukumba Meningkat

<p style="text-align: justify;"><em><strong>Tomy : Trendnya Cukup Baik Tapi Belum Membanggakan</strong></em></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;">Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba tahun 2016 mencapai 66,46 persen atau meningkat sekitar 1,34 persen dari tahun 2015 sebesar 65,58 persen.&nbsp;Jika melihat data capaian IPM Bulukumba tahun 2012&nbsp;sampai&nbsp;2016, grafiknya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Namun, capaian tersebut masih berada di bawah capaian Provinsi Sulawesi Selatan dan Nasional.</p> <p style="text-align: justify;">IPM adalah indikator untuk mengukur kualitas&nbsp;(derajat perkembangan manusia)&nbsp;dari hasil pembangunan pada bidang Pendidikan, Kesehatan, dan ekonomi. Peningkatan IPM menjadi manifestasi dari pembangunan manusia yang ditafsirkan sebagai sebuah keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan kemampuan memperluas pilihan &ndash; pilihan&nbsp;(enlarging the choice of the people)&nbsp;pada sektor pendidikan, kesehatan dan ekonomi.</p> <p style="text-align: justify;">Kepala Bappeda A Syafrul Patunru menuturkan bahwa 3 sektor (pendidikan, kesehatan, dan ekonomi) yang menjadi indikator IPM dapat diartikan sebagai suatu kapabilitas dasar yang menjadi modal pemerintah daerah dalam melakukan akselerasi pembangunan di berbagai sektor.</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Yang menjadi catatan penting pada tahun 2016 adalah peningkatan Pertumbuhan IPM tahun 2015 yang hanya 0,52 pada tahun 2015 menjadi&nbsp; 1,34 pada tahun 2016 atau peringkat 3 tercepat&nbsp;atau tertinggi dalam hal pertumbuhan IPM&nbsp;di Sulawesi Selatan&rdquo;&nbsp;ungkap Syafrul Patunru pada Rapat Koordinasi Tim Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) di aula Bappeda, Rabu (17/5).</p> <p style="text-align: justify;">Lebih lanjut dikatakannya, jika diperbandingkan dengan capaian dari kab/kota se Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Bulukumba berada pada posisi 17 dari 24 kab/kota. Indikator yang digunakan untuk&nbsp; menentukan IPM adalah Angka Harapan Hidup&nbsp;(66,84 Tahun),&nbsp;Harapan&nbsp;Lama&nbsp;Sekolah&nbsp;(12,64 tahun),&nbsp;Rata-Rata Lama Sekolah&nbsp;(6,86 tahun) dan Pengeluaran Per kapita per tahun&nbsp;(10.040 Juta). Adapun data terakhir angka kemiskinan tahun 2015&nbsp;yang by name by adress, tambah Syafrul&nbsp;adalah&nbsp;sebesar 127.516 jiwa.</p> <p style="text-align: justify;">Menurutnya salah satu hal yang mendasar yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bulukumba dalam penanggulangan kemiskinan adalah mendorong perencanaan program dan kegiatan dari setiap OPD teknis berdasarkan data yang valid dan seragam, serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat.</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Pengentasan Kemiskinan adalah ibarat mengurai benang kusut, dengan berbagai kompleksitas permasalahannya. Hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab 1 atau 2 OPD, melainkan menjadi tanggung jawab bersama. Dibutuhkan komitmen penuh dan kerja cerdas oleh semua pihak yang terkait, dalam upaya penanggulangan kemiskinan&rdquo;tuturnya saat memberikan pengantar pada rapat tersebut.</p> <p style="text-align: justify;">Adapun Wakil Bupati Tomy Satria Yulianto yang ikut hadir dalam rapat tersebut menyebut trend IPM itu cukup baik, tapi itu belum membanggakan. Alasannya Bulukumba masih menempati urutan ke 17 dari 24&nbsp; kabupaten kota. Dikatakannya tiga indikator yang menjadi penilaian IPM harus menjadi perhatian dan pencermatan dari unit kerja terkait.</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Cari dan analisis itu datanya kenapa bisa turun atau naik, program kegiatan harus terukur dan by desain. dalam bekerja tidak boleh seperti air mengalir saja,&rdquo; pintanya. Terkait dengan indikator di bidang pendidikan atau angka putus sekolah, Dinas Pendidikan kata Tomy harus memiliki data berapa anak yang lanjut dan tidak lanjut sekolah.</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Di televisi kita melihat burung liar saja bisa di tagging untuk dipantau keberadaannya, masa anak sekolah tidak diketahui kemana setelah mereka tamat SD, SMP maupun SMA&rdquo; sindir Tomy Satria Yulianto.</p> <p style="text-align: justify;">Begitu pula pada indikator angka harapan hidup, dikatakannya mengapa pihaknya sangat konsen pada pemberantasan narkoba karena itu berdampak pada kematian generasi muda, begitu pula perhatian pada persalinan dan homecare yang harus dilakukan oleh puskesmas. Dalam penanggulangan kemiskinan, Tomy berharap OPD tidak mengandalkan program-program bantuan dari pusat, namun bagaimana OPD mendesain sendiri program kegiatannya yang menyentuh langsung masyarakat agar hidup lebih baik.(A3)</p>
Postingan Lainnya