Beranda
Mengenal
Profil
Visi dan Misi
Sejarah Bulukumba
Arti Lambang
Pemimpin Daerah
Peta Bulukumba
Daftar Pejabat
Struktur Organisasi
Potensi Daerah
Potensi Alam
Pertanian
Perkebunan
Perikanan
Kehutanan
Pertambangan
Kependudukan
Seni dan Budaya
Warisan Budaya Benda
Kompleks Makam Petta Matinroe Ri Tasi’na
Leang Passea
Kompleks Makam Datuk Tiro
Makam Parakkasi Dg. Maloga
Kompleks Makam Dea Dg. Lita
Warisan Budaya Takbenda
Balla To Kajang (Rumah Kajang)
Kapal Pinishi
Anynyorong Lopi
Bahasa Daerah di Kab. Bulukumba
Wisata
Wisata Kuliner
Coto Kuda
Kue Uhu-Uhu
Barobo
Bolu Peca
Wisata Religi
Wisata Makam Dato Tiro
Masjid Islamic Centre "Dato Tiro"
Wisata Budaya dan Sejarah
Kawasan Adat Ammatoa
Wisata Alam
Pantai Bira
Bakung-bakung View Sunrise
Pantai Bara
Bukit Donggia
Tebing Apparalang
Selengkapnya...
Informasi
INFO PUBLIK
Pengumuman
Info CPNS
Berita
Video Kegiatan
Infografis
Event Kota
PUBLIKASI
Dokumen Perencanaan Daerah
Dokumen Perencanaan SKPD
Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah
Dokumen SAKIP Kab.Bulukumba
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Database Kawasan Kumuh
Ringkasan Laporan Penyelenggaraan Pemda
PRODUK HUKUM
JDIH
PERDA
PPID
PPID BULUKUMBA
JURNAL PINISI RESEARCH
JURNAL PINISI RESEARCH
SATU DATA
SATU DATA
IPKD
2022
2023
2024
2025
Hubungi Kami
HALAMAN BERITA
BERANDA
BERITA
Hilmar Farid Serahkan Sertifikat Pinisi dari UNESCO
Mar 27, 2018
admin
<p style="text-align: justify;">Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI yang diwakili Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hilmar Farid, menyerahkan sertifikat pengakuan Pinisi sebagai Warisan Dunia Takbenda dari UNESCO kepada Gubernur Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kabupaten Bulukumba yang diwakili Wabup Bulukumba, Tomy Satria Yulianto, di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Bontobahari, Kecamatan Bontobahari, Selasa malam, 27 Maret 2018. </p> <p style="text-align: justify;">Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Bulukumba menyambut baik penyerahan sertifikat pengakuan Pinisi sebagai Warisan Dunia Takbenda dari UNESCO. Wakil Bupati Bulukumba Tomy Satria Yulianto mengatakan, penyerahan sertifikat Pinisi tersebut merupakan momentum yang sangat baik atas peradaban masyarakat Bulukumba. </p> <p style="text-align: justify;">Sebuahkehormatan bagi Pemkab dan masyarakat Kabupaten Bulukumba karena Kemendikbud menginisiasi penyerahan sertifikat.</p> <p style="text-align: justify;">“Terima kasih kepada Kemendikbud, terutama pak Dirjen yang telah hadir di Bulukumba, berinteraksi dengan masyarakat Bulukumba yang telah menanti sejak lama pengakuan Pinisi sebagai Warisan Dunia,” kata Tomy Satria Yulianto saat sambutan.</p> <p style="text-align: justify;">Sebelumnya, Pemerintah RI menerima sertifikat pengakuan Pinisi sebagai Warisan Dunia Takbenda dari UNESCO di pulau Jeju, Korea Selatan, Desember 2017 lalu.</p> <p style="text-align: justify;">Penyerahan sertifikat dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI oleh Hilmar Farid disaksikan Gubernur Sulsel yang diwakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel, Musaffar Syah, serta sejumlah tokoh pembuat kapal Pinisi. </p> <p style="text-align: justify;">“Saya sangat berbahagia mewakili pak menteri, sungguh sesuatu yang sangat mengharukan berdiri bersama para panrita lopi (pembuat perahu), para pelaut tangguh, yang membawa budaya bahari kepada dunia. Kita berkumpul pada malam hari ini, untuk menyerahkan sertifikat pengakuan dunia terhadap warisan budaya kita,” kata Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid. </p> <p style="text-align: justify;">Dihadapan tamu undangan serta masyarakat Bontobahari yang menghadiri acara penyerahan sertifikat, Dirjen Kebudayaan, Hilman Farid, berbicara mengenai mengapa Pinisi dihargai dunia dan dianggap penting oleh dunia.</p> <p style="text-align: justify;">Ia mengatakan, kapal Pinisi dibuat berbeda dengan tehnik yang dibuat oleh orang di Barat (Eropa). Orang Barat, kata Hilmar memakai meter, pakai komputer, pakai hitung-hitungan matematika, dan sekolah yang tinggi untuk membikin kapal. Itupun hanya untuk bikin rangka, bikin badan.</p> <p style="text-align: justify;">Orang di sini (Bulukumba) turun temurun membuat kapal dimulai dari bungkusannya dan parung, kemudian baru rangkanya yang dibuat, tanpa buku, tanpa macam hitung-hitungan, dan tanpa komputer. </p> <p style="text-align: justify;">“Dan, itulah yang membuat dunia mengakui ini suatu yang menakjubkan bagi dunia. Jadi, mulai hari ini, tidak ada alasan bagi kita untuk berkecil hati, bahwa ah, saya ini hanya dari kampung Bontobahari yang ternyata bisa memberikan sumbangan kepada dunia,” pinta Hilmar Farid. </p> <p style="text-align: justify;">Meski sudah mendapat pengakuan dunia, namun, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hilmar Farid, mengaku mendengar cerita yang agak menyedihkan karena hanya sedikit anak-anak kita yang mau meneruskan tradisi yang mau mempertahankan tradisinya mengenai ilmu yang begitu hebat yang sudah diakui dunia. </p> <p style="text-align: justify;">“Saya berpikir bahwa mungkin sudah waktunya untuk melihat Bulukumba sebagai salah satu pusat kebudayaan bahari di Nusantara. Dan, kalau sudah bicara pusat kebudayaan, maka tentunya harus ada institusi kebudayaan, harus ada lembaganya yang mendukung,” terang Hilmar Farid di atas panggung berlatar kapal Pinisi tersebut. </p> <p style="text-align: justify;">Terkaitdengan dengan rencana penyelenggaraan Festival Pinisi di bulan September tahun ini, Hilmar Farid, memastikan akan mendukung kegiatan tersebut.</p> <p style="text-align: justify;">“Terakhir, saya titip pesan kepada generasi muda, saya kagum melihat sanggar sanggar seni yang tumbuh, dengan kreatifitas yang luar biasa. Saya berpesan, poros maritim yang dicanangkan Presiden Jokowi, bukan hanya membangun fisik, seperti tol laut, kapal-kapal, tetapi pembangunan poros maritim tujuan utamanya adalah membangun manusia dan kebudayan. Jagalah terus kebudayaan itu, hidupkan terus sanggarnya, jangan segan datang ke pak Wabup. Tetapi, kalau Wabupnya menyerah datang ke saya. Kita hidupkan sanggarnya agar bisa menyiarkan kebudayaan bahari,” kata Dirjen Kebudayaan Kemendikbudm Hilmar Farid. </p> <p style="text-align: justify;">Padaacara tersebut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan penghargaan berupa cinderamata kepada para maestro panrita lopi dan pelaku sejarah pelayaran ke Vancouver Kanada.</p> <p style="text-align: justify;">Sejumlah tokoh hadir pada acara yang dikemas dalam pesta rakyat tersebut seperti mantan Dirjen Kebudayaan Kacung Maridjan sekaligus tim pengusul Pinisi ke UNESCO, Mukhlis PaEni (Sejarawan dan tim pengusul), dan peneliti asal Jerman yang sudah tinggal di Indonesia Horst H Liebnerd, serta tamu undangan lainnya dari Kementerian Luar Negeri, dan lembaga ANRI.(A3)</p>
PENGUMUMAN SELEKSI CPNS PEMKAB...
Tamu Kemendikbud Dijamu Makan...
Postingan Lainnya
Hadiri Tudang Sipulung KMB, Bupati Andi Utta: Bantu Saya,...
Read More
BAZNAS Bantu Warga Baturapa
Read More
Pinisi Kembali Tegak Setelah Diterpa Angin Kencang
Read More
Dorong Layanan Informasi Desa, Diskominfo Bulukumba Gelar...
Read More