Tamu Kemendikbud Dijamu Makan Malam di Kapal Pinisi

Tamu Kemendikbud Dijamu Makan Malam di Kapal Pinisi

<p style="text-align: justify;">Sebelum acara penyerahan sertifikat berlangsung, para tamu rombongan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dipimpin oleh Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid dijamu makan malam di atas kapal Pinisi di Pelabuhan Bira.</p> <p style="text-align: justify;">Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid dan rombongan yang didampingi oleh Wakil Bupati Tomy Satria Yulianto menikmati makanan khas Bugis Makassar di kapal Pinisi yang didesain sebagai kapal pesiar berkapasitas mesin 90 GT.</p> <p style="text-align: justify;">Saat menikmati makan malam dengan alunan musik sinrilik, kapal Pinisi bernama KM. Maki hanya melaju di sekitar perairan Panrang Luhu teluk Bone.</p> <p style="text-align: justify;">Ketua Panitia Nadjamuddin Ramli yang juga Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya mengungkapkan pengalaman makam malamnya tersebut saat menyampaikan sambutannya.</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Kami sempat santap malam di atas kapal Pinisi, berkeliling di pantai Bira. Kami ditiup angin sepoi-sepoi basah. Kapal tersebut cukup mewah, cuma ada 4 kamar, penumpang hanya 8 orang, cocok untuk pengantin baru untuk bisa berpergian dari pantai Bira, ke Nusa Tenggara dan Bali, fasilitasnya bagus,&rdquo; ungkap Nadjamuddin Ramli.</p> <p style="text-align: justify;">Nadjamuddin Ramli, juga mengakui ada banyak budaya nasional saat ini yang dipersiapkan untuk diusulkan kepada UNESCO.</p> <p style="text-align: justify;">Menurut Nadjamuddin Ramli, ada 594 mata budaya yang telah ditetapkan menjadi karya budaya nasional, bahkan masih banyak lagi yang belum diusul. Seperti, masih ada Tempe, Jamu, Kulintang, Barongko, Putu Pesse, Bolu Peca, Pallu Mara, Pallu Basa, itu semua masuk budaya takbenda karya nasional.</p> <p style="text-align: justify;">Sebelumnya dalam laporannya, Mukhlis PaEni yang menjadi salah satu tim pengusul Pinisi mengungkapkan alasan kenapa tradisi pembuatan perahu Pinisi yang diusulkan oleh Pemerintah Indonesia.</p> <p style="text-align: justify;">Alasannya bahwa setelah beberapa warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia seperti Wayang, Keris, Batik dan Angklung, tak satu pun yang menyimbolkan tradisi maritim Indonesia, padahal Indonesia adalah negara maritim. Sehingga menurutnya simbol kemaritiman sangat direpresentasikan oleh tradisi pembuatan perahu Pinisi yang asalnya dari Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan.</p> <p style="text-align: justify;">Olehnya itu pada tahun 2010 proses penelitian dan pengajuan tersebut dilakukan dengan serangkaian kegiatan dengan membentuk tim penyusun naskah usulan kepada badan dunia UNESCO.(A3)</p>
Postingan Lainnya