Sosialisasi ORARI Peduli TB dan Sahabat Kusta

Sosialisasi ORARI Peduli TB dan Sahabat Kusta

<p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;">Dalam melibatkan masyarakat dalam pengendalian penyakit kusta dan tuberculosis (TB), Pemerintah Kabupaten Bulukumba melalui Dinas Kesehatan melakukan kerjasama dengan Organisasi Radio Amatir Indonesia (ORARI) Bulukumba. Kerjasama dimaksudkan untuk membangun kemitraan untuk memutus mata rantai penularan TB dan kusta di Kabupaten Bulukumba.</p> <p style="text-align: justify;">Penandatanganan MoU kerjasama dilakukan di sela-sela Sosialisasi ORARI Peduli TB dan Sahabat Kusta di aula RSUD Andi Sulthan Daeng Radja oleh Kepala Dinas Kesehatan dr. Abd Gaffar dan Ketua ORARI Bulukumba H. Patudangi, Rabu, 9 Mei 2018.</p> <p style="text-align: justify;">H Patudangi yang juga anggota DPRD Kabupaten Bulukumba mengungkapkan melalui jaringan ORARI, pihaknya berkewajiban untuk membantu menyampaikan kepada masyarakat untuk segera berobat bagi yang menderita TB atau kusta dengan mensosialisasikan lebih luas ciri-ciri atau tanda-tanda dari kedua penyakit tersebut.</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Melalui jaringan radio kita akan mensosialisasikan penyakit ini, bukan hanya di Bulukumba tapi di wilayah selatan Sulawesi Selatan. Kami juga siap fasilitasi jika ada warga penderita yang ingin dibawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk pemeriksaan,&rdquo; ungkap H Patudangi.</p> <p style="text-align: justify;">Penyakit TB dan kusta adalah penyakit yang susah ditemukan oleh karena biasanya penderitanya tidak terbuka dan malu jika dianggap menderita TB atau kusta. Makanya dr Abd Gaffar menghimbau agar jangan mencap seseorang menderita TB atau kusta sebelum diperiksa oleh dokter.</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Di masyarakat masih banyak yang tidak mau melaporkan dirinya, sehingga di sinilah peran ORARI dalam membantu mensosialisasikan untuk menemukan kasus-kasus yang baru,&rdquo; ungkap dr. Abd Gaffar.</p> <p style="text-align: justify;">Penyakit TB dan kusta, tambah Gaffar adalah penyakit yang bisa sembuh, asalkan rutin berobat. Karena kedua penyakit itu sifatnya menular maka penting penderita baru dicari untuk di TOSS (Temukan Obati Sampai Sembuh). Adapun proses pemeriksaan dan pengobatannya tidak dipungut biaya alias gratis.</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Kalau penderita itu tidak ditemukan, maka rentan ia menularkan kepada yang lainnya, makanya harus proaktif untuk menyampaikan gejala dan ciri-cirinya", imbuh dr. Gaffar.</p> <p style="text-align: justify;">Menurut Direktur RSUD dr. Abdurrajab, Rumah Sakit Andi Sulthan Daeng Radja adalah pusat rujukan untuk penyakit paru di wilayah selatan-selatan.</p> <p style="text-align: justify;">Katanya, saat ini rumah sakit sudah memiliki dokter spesialis Paru yakni dr. Magdalena Sutanto dan sudah dilengkapi dengan alat pemeriksaan.</p> <p style="text-align: justify;">Data terakhir, jumlah penderita TB di Bulukumba sebanyak 637 orang dan peringkat ke 8 di Sulawesi Selatan. Sedangkan penderita kusta sebanyak 134 orang.</p> <p style="text-align: justify;">Pada kesempatan tersebut dokter spesialis Paru Magdalena Sutanto memberikan sosialisasi kepada anggota ORARI dan stakeholder lainnya seputar penyakit TB. Begitu pula sosialisasi penyakit kusta oleh dr. Abd Gaffar.(A3)</p>
Postingan Lainnya