Siswa SMP 1 Bulukumba Lomba Kreasi Daur Ulang Sampah

Siswa SMP 1 Bulukumba Lomba Kreasi Daur Ulang Sampah

<p style="text-align: justify;">Seluruh kelas yang terdiri dari 35 ruang kelas SMP Negeri 1 Bulukumba berlomba menjadi yang terbaik dalam memamerkan hasil karya seni dan daur ulang sampah yang dibuat selama setahun terakhir.</p> <p style="text-align: justify;">Kegiatan ini merupakan program kerja dari OSIS yang sudah berlangsung selama dua tahun. Menurut Kepala Sekolah SMPN 1 Muhammad Asdar, tujuan pameran untuk menampilkan dan mempromosikan hasil karya daur ulang para siswa sehingga akan terus memacu siswa dalam mendaur ulang barang bekas yang memiliki nilai estetik dan nilai ekonomi.</p> <p style="text-align: justify;">"Pameran ini sudah sesuai dengan konsep sekolah ini yakni ramah lingkungan dan tim penilai lomba pameran dari Badan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Bulukumba" kata Muh Asdar saat pembukaan pameran di aula SMPN 1 Bulukumba, Sabtu (25/3) .</p> <p style="text-align: justify;">Terkait di bidang lingkungan, SMP 1 lanjut Asdar, dalam tahun 2017 ini mengikuti sejumlah kegiatan, diantaranya lomba Adiwiyata tingkat provinsi, menjadi lokasi penilaian lomba Kabupaten Sehat tingkat nasional, dan akan kedatangan tim penilai dari pusat karena mewakili Bulukumba dalam lomba Sekolah Sehat.</p> <p style="text-align: justify;">Wakil Bupati Tomy Satria saat membuka pameran, menyebut kegiatan tersebut seharusnya menjadi etalase dari sikap dan perilaku-perilaku yang telah dilakukan selama ini. Jangan sampai kata Tomy ketika keluar dari sekolah ini, perilaku sehat dan tidak buang sampah sembarang tempat tetap dilakukan. Padahal subtansi dari pameran seperti ini bahwa sampah itu punya nilai ekonomi apabila dikelola dengan baik.</p> <p style="text-align: justify;">"Saya berharap semangat ini ditularkan ke masyarakat. Jangan cuma dilakukan di sekolah ini. Para guru dan siswa sebaiknya menjadi pionir di luar sekolah untuk kampanye tidak buang sampah sembarang" pinta Tomy, Kalau itu dilakukan, tambah Tomy, sampah-sampah yang ada dalam saluran got depan rumah masyarakat tidak ada lagi. Tomy memperkirakan hampir 20 sampai 30 persen sampah masyarakat masih ada dalam got, bukan di tempat sampah atau di TPA (tempat pembuangan akhir). Inilah menurutnya menjadi penyebab banjir dan genangan air apabila hujan turun.</p> <p style="text-align: justify;">"Setiap kali hujan lebat saya selalu gelisah, padahal sebenarnya ini bisa diatasi apabila budaya masyarakat untuk hidup bersih. Olehnya itu saya berharap sekolah ini menjadi lokomotif untuk mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarang tempat" imbuh Tomy Satria.</p> <p style="text-align: justify;">Pameran karya seni dan daur ulang ini juga dirangkaikan dengan peresmian bangunan Sanggar Seni Getarsamudra yang anggarannya berasal dari swadaya siswa, guru dan orang tua siswa.(A3)</p>
Postingan Lainnya