HALAMAN BERITA

<p style="text-align: justify;">Memperingati Satu Dekade keberadaan Sanggar Seni Budaya [SSB] Alfarabi Bulukumba, sanggar seni tersebut kembali menyajikan Festival Budaya Pajaga Lino yang diselenggarakan mulai tanggal 9 sampai 16 September 2017. Rangkaian Festival Pajaga Lino ini dimulai dengan kegiatan Gelar Karya Satu Dekade Kami Ada Karena Karya yang berlangsung di halaman gedung JSN 45 Bulukumba, Sabtu malam (9/9).</p> <p style="text-align: justify;">Tampak undangan termasuk Bupati dan Wakil Bupati beserta beberapa kepala OPD hadir mengenakan busana adat lengkap. Selain tamu dari Bulukumba, hadir pula tamu dari daerah lainnya seperti pemerhati pusaka Sulawesi yang berasal dari Wajo, Palopo dan Makassar.</p> <p style="text-align: justify;">Kepala suku SSB Alfarabi, A.M Ichdar Yeneng mengatakan pihaknya melaksanakan sebuah perayaan dalam rangka memperingati satu dekade Alfarabi yang telah berdiri sejak tahun 2007. Ia mengaku akan terus berkarya dan menjaga tradisi dan seni budaya hingga terus eksis. Olehnya itu, lanjut Ichdar, pada rangkaian acara setelah pembukaan, pihaknya juga menggelar Pameran Bilah Pusaka Sulawesi di dalam gedung JSN, ada Kenduri Salo Bijawang, serta Nyanyian Sungai yang lokasinya di sekitar bantaran sungai Bijawang.</p> <p style="text-align: justify;">"Sebenarnya kenduri di tepi Salo Bijawang ini merupakan proses puncak kami, karena setiap tahunnya kami melakukan ritual di sungai Bijawang sebagai tanda dari Pajaga Lino itu sendiri," ujarnya.</p> <p style="text-align: justify;">Bupati AM Sukri Sappewali dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada Sanggar Seni Budaya Alfarabi atas eksistensinya dalam berkarya seni selama 10 tahun ini dan tetap menjaga karakteristiknya.</p> <p style="text-align: justify;">"Terima kasih kepada Alfarabi yang telah mampu membawa nama dan citra Bulukumba ke pentas nasional," ujarnya.</p> <p style="text-align: justify;">Pada kesempatan tersebut SSB Alfarabi menyerahkan 2 buah benda pusaka berupa badik yang berjuluk pusaka La Mata Esso (matahari) untuk Bupati dan pusaka La Uleng Tepu (bulan purnama) untuk Wakil Bupati.(R2/A3)</p>