Mikrohidro Untuk Kesejahteraan Masyarakat

Mikrohidro Untuk Kesejahteraan Masyarakat

<p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;">Warga pada empat kampung di Lingkungan Benteng Senggang Kelurahan Borong Rappoa Kecamatan Kindang patut bersyukur. Saat ini warga tersebut menikmati penerangan lampu pada malam hari yang berasal dari aliran listrik mikrohidro. Inovasi mikrohidro menjawab kebutuhan masyarakat terhadap energi listrik di Lingkungan Benteng Senggang, Kelurahan Borong Rappoa, Kecamatan Kindang.</p> <p style="text-align: justify;">Sejak 2015 Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan melibatkan banyak pihak berhasil memanfaatkan sumber daya air untuk menghasilkan energi listrik melalui pembangunan mikrohidro.</p> <p style="text-align: justify;">Mikrohidro yang terbangun tersebut dibangun di aliran sungai di kaki Gunung Lompobattang. Borong Rappoa merupakan pusat perkotaan Kecamatan Kindang, namun sejumlah perkampungan yang masuk dalam wilayah tersebut masih terisolir. Jalan masuk menuju Lingkungan Benteng Senggang yang terdiri atas empat perkampungan yakni Na'na, Kayubiranga, Katimbang, dan Senggang belum tersentuh aspal. Pendakian dan tebing terjal menjadi alasan perkampungan tersebut tidak dapat dialiri listrik PLN.</p> <p style="text-align: justify;">Tokoh masyarakat setempat, Andi Saleh, pada kegiatan Press Tour Implementasi Hasil Litbang dan Inovasi Mikrohidro bercerita tentang penerangan sebelum inovasi tersebut dikembangkan di Borong Rappoa. Masyarakat awalnya hanya menggunakan pelita dari bahan bakar minyak tanah.</p> <p style="text-align: justify;">Masa-masa penggunaan pelita cukup memprihatinkan, dimana minyak tanah semakin langka dan harganya pun mahal. Pada 2007 lalu, masyarakat mendapatkan bantuan listrik tenaga surya untuk 125 KK di perkampungan itu. Sayangnya peralatan itu mengalami banyak kerusakan pada usia dua tahun dan masyarakat tidak tahu memperbaiki sehingga harapan penerangan dari tenaga surya pun pupus. Masyarakat kembali pada penerangan pelita.</p> <p style="text-align: justify;">Sejumlah masyarakat yang mampu memiliki penerangan dari genset yang dihidupkan menggunakan bahan bakar premium atau bensin. Satu liter untuk listrik sejam sehingga dalam semalam biaya untuk penerangan cukup membebani. Meski demikian masyarakat sangat senang karena dengan genset sudah dapat menonton televisi.</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Kami harus berhemat listrik jadi kalau lagi iklan televisinya dimatikan, nanti diperkirakan filmnya sudah main lagi baru dihidupkan. Kami dari Na'na selalu berharap agar bisa juga menikmati listrik seperti di perkampungan lainnya," kata Saleh.</p> <p style="text-align: justify;">Kehadiran listrik yang difasilitasi Litbang melalui inovasi mikrohidro atau Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) pada 2015 lalu sangat membantu masyarakat. Harapan rakyat kini adalah penambahan debit air dengan penambahan pipa agar pancuran air semakin deras sehingga aliran listrik semakin kuat. Harapan tersebut sejalan dengan pertumbuhan masyarakat dan pemanfaatan energi listrik untuk peningkatan perekonomian.&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Sudah sekian lama gelap kini sudah dipetik cahayanya dari hutan Lompobattang. Sekarang kami membutuhkan agar energi listrik semakin kuat sehingga dayanya dapat dinikmati lebih luas lagi,&rdquo; pinta Saleh.</p> <p style="text-align: justify;">Kepala Badan Litbang dan Inovasi KLHK, Agus Justianto mengatakan, Bulukumba merupakan program mikrohidro pertama di Provinsi Sulsel,yang berbasis pelibatan masyarakat. Oleh karena proses pembangunannya berbeda dengan daerah sebelumnya, dimana Agus mengakui Borong Rappoa unik karena implementasi tenaga listriknya berbasis kelestarian hutan dan benar-benar partisipasi masyarakat berbasis rakyat.</p> <p style="text-align: justify;">Ada empat pilar yang berperan dalam program mikrohidro, selain masyarakat ada Litbang sebagai penyedia iptek, LSM pendamping, juga tidak lepas dari pemerintah daerah,</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Di sini saya lihat mikrohidro dibangun bersama masyarakat. Jadi proyek ini dari masyarakat dilandasi dengan adanya adanya manfaat yang akan diperoleh masyarakat di sini. Di aliri listrik untuk dimanfaatkan bersama-sama,&rdquo; tuturnya.&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;">Menjaga kelestarian hutan di kawasan itu, lanjut Agus tak hanya menjadi tugas pemerintah namun juga masyarakat, LSM dan pihak lainnya bersama-sama melakukan kegiatan yang nyata. Salah satu contoh mikrohidro di Rappoa yang diharapkan dapat direplikasikan pemerintah di perkampungan lainnya yang belum tersentuh listrik. Dengan demikian manfaatnya dapat dinikmati lebih luas lagi dan dampak lainnya adalah peningkatan kesejahteraan dan menggerakkan perekonomian masyarakat.</p> <p style="text-align: justify;">Wakil Bupati Bulukumba, Tomy Satria Yulianto mengatakan, pelestarikan hutan bukan cuma hanya menjaga hutan, tapi harus juga memberi manfaat kepada warga di sekitar hutan. Nah pada tahun 2015 sampai 2017, lanjut Tomy membuktikan bahwa menjaga kelestarian hutan telah memberikan dampak dan efek yang positif. Kini masyarakat secara langsung dapat menikmati manfaat hutan dengan adanya PLTMh. Hanya dengan membayar iuran untuk pemeliharaan Rp 10.000 perbulannya, tidak seperti listik PLN yang dibayar ratusan ribu oleh pelanggan.</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Saya berharap keberadaan listrik itu tak hanya dimanfaatkan untuk menonton sinetron di televisi. Namun Listrik diharapkan menjadi motivasi bagi masyarakat untuk meningkatkan produktifitas, misalnya meningkatkan nilai tambah dari hasil perkebunan. Dengan demikian dapat menguatkan perekonomian masyarakat dan menjadikan menjadikan Lingkungan Benteng Senggang yang dulunya dikenal terisolir menjadi perkampungan mandiri,&rdquo;</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Terakhir saya menyampaikan terima kasih kepada warga lingkungan ini yang telah menjaga hutan, sehingga dampaknya pun dapat dirasakan oleh warga di kota seperti aliran sumber air minum yang dirasakan sampai saat ini. Begitu pula terima kasih kepada pihak Balai Litbang yang LSM pendamping yang telah membantu masyarakat mewujudkan mimpinya menikmati listrik dan penerangan lampu,&rdquo; tutup Tomy dalam sambutannya.</p> <p style="text-align: justify;">Data Penerima Manfaat PLTMH 4 Kampung Senggang : 7.5 KW (8 KK), Katimbang&nbsp; 5 KW (15 KK), Kayu Biranga 15 KW (47 KK), dan Na'na : 20 KW (43 KK).(A3)</p>
Postingan Lainnya