Tomy Canangkan Kampung KB di Borong Kalukue

Tomy Canangkan Kampung KB di Borong Kalukue

<p style="text-align: justify;">Wakil Bupati Bulukumba Tomy Satria Yulianto mencanangkan Kampung KB di Lingkungan Borong Kalukue Kelurahan Ela-Ela Kecamatan Ujung Bulu, Rabu (6/9). Tomy menggunting pita di pintu gerbang Lorong Lumba-Lumba sebagai tanda lorong tersebut menjadi wilayah Kampung KB yang dihuni oleh mayoritas masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan.</p> <p style="text-align: justify;">Pada kesempatan tersebut Tomy meninjau pelaksanaan pemasangan alat kontrasepsi Implan kepada ibu-ibu pasangan usia subur di salah satu rumah warga di lorong tersebut.</p> <p style="text-align: justify;">Pada tahun 2016 yang lalu Dinas Pengendalian Penduduk dan KB hanya mencanangkan Kampung KB di lingkungan Jenta Kecamatan Ujung Bulu, namun pada tahun 2017 ini Dinas tersebut sudah mencanangkan Kampung KB untuk seluruh kecamatan di Kabupaten Bulukumba. Program Kampung KB tersebut sebagai upaya mewujudkan agenda ketiga Nawacita yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah, serta agenda kelima meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dan agenda kedelapan melakukan revolusi karakter bangsa.</p> <p style="text-align: justify;">Tomy Satria Yulianto mengungkapkan gerakan Kampung KB sebagai upaya pengendalian ledakan penduduk. Masyarakat era sekarang ini, kata Tomy sudah semestinya melakukan proyeksi perencanaan dalam membangun keluarga, terutama bagi masyarakat urban yang hidup di perkotaan atau pinggir kota.</p> <p style="text-align: justify;">Menurutnya keterbatasan lahan di kota mengakibatkan kehidupan di kota sangat kompetitif, sehingga apabila sebuah keluarga tidak merencanakan berapa jumlah anaknya, maka sangat rentan anak-anak tersebut menjadi terlantar apabila kedua orang tuanya tidak mampu menghidupi secara ekonomi.</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Inilah penting untuk memikirkan bagaimana proyeksi perkembangan keluarga, jangan biarkan hidup ini seperti air mengalir, bahwa yang terjadi biarlah yang terjadi sehingga banyak anak lahir tanpa perencanaan yang baik&rdquo; tutur Tomy.</p> <p style="text-align: justify;">Lebih lanjut, Tomy mengharapkan pencanangan Kampung KB tidak hanya untuk menggugurkan kewajiban sebagai pelaksanaan program, namun mengharapkan Dinas terkait dan partisipasi masyarakat dapat mengawal gerakan tersebut sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat.</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Kalau dulu zaman Orde Baru, program KB ini dipaksakan kepada masyarakat, makanya ibu-ibu itu banyak yang gemuk gara-gara pil KB, namun di era sekarang sifatnya sukarela dimana dibutuhkan kesadaran dari warga untuk ikut KB, karena alat kontrasepsi pun juga sudah beragam, tinggal dipilih mana yang cocok&rdquo; imbuhnya.</p> <p style="text-align: justify;">Menurutnya pelanggaran Hak Asasi Manusia juga bisa terjadi dalam keluarga, ketika pasangan suami istri tidak merencanakan kelahiran anaknya. Seorang anak yang lahir kata Tomy memiliki hak dasar yang harus didapatkan oleh sang anak. Jika banyak anaknya, lalu mereka tidak mampu memenuhi haknya, seperti pendidikan dan kesehatan yang layak, maka secara tidak langsung orang tuanya sudah melanggar HAM.(A3)</p>
Postingan Lainnya