SPPM Maros Kunjungi Bulukumba

SPPM Maros Kunjungi Bulukumba

<p>Para siswa Sekolah Politik Perempuan Maupe (SPPM) Maros mengunjungi Kabupaten Bulukumba. Mereka ke Bulukumba, tepatnya di kawasan wisata Tanjung Bira dalam rangka melaksanakan Outbound sekaligus mengukuhkan siswanya yang telah mengikuti pendidikan selama tiga bulan.</p> <p>Sebelum sampai ke Tanjung Bira, rombongan SPPM diterima Wakil Bupati Bulukumba Tomy Satria Yulianto di ruang kerjanya, Jumat siang (20/1). Mereka mendengarkan kuliah umum dan diskusi bersama Wakil Bupati tentang politik dan demokrasi. Dalam pengantarnya Tomy Satria Yulianto mengaku tertarik karena ada sekelompok perempuan yang mau belajar politik.</p> <p>Direktur Yayasan Maupe Agusnawati yang menyelenggarakan SPPM ini menyampaikan bahwa sekolah politik perempuan itu telah berjalan sejak tahun 2011 &ldquo;Terbentuknya sekolah ini diawali dari beberapa perempuan yang ingin belajar tentang hak-hak dan kewajiban perempuan dalam penyelenggaraan Negara, selain mendapatkan pembelajaran di kelas, para siswanya juga melakukan kunjungan praktek lapang di kantor- kantor pemerintahan, seperti kantor bupati, kantor DPRD, dan kantor Desa kelurahan&rdquo; kata Agusnawati yang akrab disapa Una.</p> <p>Kepala SPPM Meilany mengapresiasi penyambutan Tomy Satria Yulianto selaku Pemerintah Kabupaten Bulukumba, pihaknya merasa bersyukur dapat diterima dan berdialog langsung dengan Wakil Bupati. Menurut Meilany alumni-alumni dari SPPM sudah ada yang menjadi anggota DPRD, menjadi anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), serta aktif di kegiatan-kegiatan desa seperti menjadi moderator Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Desa.</p> <p>Dalam kuliah umumnya, Tomy Satria Yulianto mengaku bahwa saat ini para perempuan menjadi agen perubahan, baik itu terlibat langsung dalam infrastruktur maupun suprastruktur politik. Selain itu perempuan juga harus memiliki peran yang signifikan di desa-desa, meski politik sangat kental dengan dunia laki-laki dan ditafsirkan sebagai dunia yang kejam, tapi kaum perempuan harus memahami bahwa politik itu untuk mensejahterakan dan untuk mendorong kesetaraan.</p> <p>&ldquo;Kaum perempuan atau ibu-ibu harus percaya diri menjadi bagian dari penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, selama ini ada bias yang melekat pada perempuan bahwa perempuan hanya cocok jadi bendahara atau seksi konsumsi, padahal perempuan bisa menempati posisi-posisi strategis&rdquo; kata Tomy.</p> <p>Dalam mendapatkan posisi-posisi strategis itu, lanjut Tomy, perempuan harus memperjuangkan panggung itu, jangan diberi atau semacam hadiah. SPPM ini menurut Tomy adalah salah satu upaya memperjuangkan panggung itu.</p> <p>Selain itu Tomy menyoroti politik anggaran, bahwa selama ini anggaran pembangunan cenderung menguntungkan kaum laki-laki, oleh karena tidak ada upaya dari kelompok perempuan terlibat dalam perumusan kebijakan pembangunan. Olehnya itu Tomy menyarankan perempuan untuk membangun jaringan, membiasakan diskusi-diskusi kritis tentang masalah sosial kemasyarakatan, jangan hanya membahas sinetron di televisi.</p> <p>Diakhir ceramahnya mantan Wakil Ketua DPRD ini memberikan dua tips kalau ingin menjadi aktor politik, pertama perempuan harus percaya diri, tidak rendah diri, karena itu menjadi modal awal untuk maju, yang kedua, perempuan harus membiasakan diri menjadi sukarelawan-sukarelawan atau belajar ikhlas terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. &ldquo;Kalau dua hal itu konsisten dilakukan, maka yakin saja akan ada peluang-peluang yang akan anda dapatkan tanpa menduga sebelumnya&rdquo; kata Tomy memberikan semangat kepada para peserta SPPM.(ulla)</p>
Postingan Lainnya