Duta Besar Indonesia Untuk UNESCO Kunjungi Bulukumba. Bawa Misi Pinisi Menjadi Warisan Budaya Dunia

Duta Besar Indonesia Untuk UNESCO Kunjungi Bulukumba. Bawa Misi Pinisi Menjadi Warisan Budaya Dunia

<p style="text-align: justify;">Duta Besar Republik Indonesia Untuk UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization) Prof Tubagus Ahmad Fauzi Soelaiman mengunjungi Kabupaten Bulukumba, Senin (7/8).</p> <p style="text-align: justify;">Prof. Tubagus tiba di Bulukumba langsung dijamu oleh Bupati Bulukumba bersama jajaran Pemkab Bulukumba di Rumah Makan Kampung Nelayan Tanaberu Kecamatan Bontobahari untuk makam malam dan ramah tamah.</p> <p style="text-align: justify;">Kedatangan duta besar yang juga guru besar Institute Teknologi Bandung (ITB) ini, dalam rangka silaturrahim dan memperkenalkan seperti apa yang dia lakukan sebagai Duta Besar RI untuk UNESCO. &nbsp;</p> <p style="text-align: justify;">Menurut dia, tugas yang diemban di UNESCO adalah bagaimana mengawal warisan budaya Indonesia yang menjadi nominasi untuk ditetapkan sebagai Cagar Budaya Warisan Dunia. Sejumlah produk budaya yang telah berhasil diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia antara lain, Borobudur, Angklung, Batik, dan Wayang Kulit.</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Intinya keberadaaan kami untuk memperjuangkan karya seni dan budaya Indonesia di dunia internasional&rdquo; kata Tubagus dalam sambutannya. Ditambahkannya, pihaknya juga telah mengusulkan Pinisi sebagai nominasi untuk menjadi Cagar Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage) Warisan Dunia kepada UNESCO.</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Jadi pada tanggal 4-8 Desember 2018 nanti, pihak komite UNESCO akan bersidang di Korea Selatan untuk menetapkan Pinisi sebagai salah satu Cagar Budaya Tak Benda Warisan Dunia.</p> <p style="text-align: justify;">Dalam kegiatan tersebut kami akan mengundang pihak perwakilan Pemkab Bulukumba untuk hadir menyaksikan penetapan tersebut&rdquo; ujar Tubagus yang mengaku baru pertama kalinya berkunjung ke Bulukumba.</p> <p style="text-align: justify;">Namun sebelum sidang UNESCO tersebut digelar, pihaknya juga akan menampilkan beberapa pagelaran seni dan budaya yang bisa mendukung upaya agar Pinisi tersebut dapat diakui dunia. Pagelaran yang dimaksud tersebut akan dilaksanakan sekitar bulan September dan Oktober di kantor pusat UNESCO di Paris Perancis.</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Untuk mengusulkan nominasi cagar budaya Indonesia itu prosesnya lama, memakan waktu sekitar dua tahun lebih. Begitu pula untuk tampil di pagelaran di UNESCO, kita akan bersaing dengan 195 negara, dan setiap negara hanya maksimal bisa menampilkan 2 performence&rdquo; pinta lelaki berkacamata ini.</p> <p style="text-align: justify;">Lebih lanjut, dia juga berharap, setelah Pinisi ditetapkan menjadi warisan dunia, pihak Pemkab Bulukumba dapat mengirimkan miniatur Pinisinya untuk dipajang di Markas Besar UNESCO di Paris.</p> <p style="text-align: justify;">Sementara itu, Bupati Bulukumba A.M Sukri A Sappewali menyambut baik kedatangan Duta Besar RI untuk UNESCO ini. Dikatakannya sebuah kehormatan dan kebanggaan karena Prof Tubagus bisa berkunjung di Bulukumba melihat langsung warisan budaya Pinisi yang ada di Kecamatan Bontobahari.</p> <p style="text-align: justify;">&ldquo;Pinisi ini sudah lama dikenal, puncaknya ketika melakukan misi pelayaran ke Vancouver Kanada pada Expo tahun 1986, sehingga kita berharap Pinisi kita betul-betul bisa diakui sebagai warisan budaya dunia&rdquo; pinta AM Sukri Sappewali.</p> <p style="text-align: justify;">Pada kesempatan tersebut, selain menyaksikan film dokumenter ritual pembuatan perahu Pinisi, Prof Tubagus juga mendapatkan penjelasan langsung dari tokoh budaya, Arief Saenong yang juga penulis buku tentang Pinisi.(A3)</p>
Postingan Lainnya